Minggu, 20 Juni 2010

SEORANG MAHASISWI HUKUM TINGKAT AKHIR YANG KEBINGUNGAN

Masa Ujian Akhir Semester di kampus gw akan berakhir 2 minggu lagi, yang artinya masa kuliah semester 6 gw pun berakhir yang artinya gw akan memasuki semester 7 pada awal September yang artinya gw akan dan harus sudah mulai mengerjakan skripsi! Beberapa waktu belakangan ini gw lagi mengalami masa-masa “kebingungan”. Bingung mau buat judul skripsi apa, bingung mau magang atau nggak, bingung abis menyabet gelar S1 gw harus kerja dulu apa langsung S2. Semua berawal dari kebingungan gw terhadap diri gw sendiri kenapa diri gw bisa bingung. Hahaha…

Alasan gw untuk menggeluti Ilmu Hukum karena gw ingin memperbaiki sistem hukum di Indonesia (yang belakangan gw ketahui bahwa yang bermasalah bukanlah sistem hukumnya akan tetapi aparat hukum dan birokrasi yang berjalan dengan tidak semestinya). Gw paling nggak suka dengan orang-orang yang melanggar peraturan yang sudah ada. Peraturan itu dibuat untuk dipatuhi dan tujuannya adalah untuk menjaga ketertiban umum agar hidup kita tidak bermasalah (amin). Sejak awal perkuliahan, gw sangat menggebu-gebu bahwa kelak gw akan menjadi seorang praktisi ¬¬1litigasi handal yang akan membela hak-hak rakyat kecil di pengadilan. Membela kebenaran dan menegakkan keadilan. Betapa tulusnya cita-cita gw pada saat itu (sampai sekarang juga sih), walaupun banyak sekali senior-senior yang berusaha memupuskan harapan gw dengan menjelaskan betapa bobroknya birokrasi hukum Indonesia dan betapa mereka menentang gw menjadi seorang pahlawan hukum! (halah…lebay). Tapi gw menolak dan menengking setiap perkataan mereka yang tidak membangun. Gw percaya masih banyak orang-orang yang memiliki hati untuk Indonesia dan menginginkan perubahan signifikan terjadi di Bangsa ini, yang salah satunya tentu saja adalah gw :D

Di kampus gw (Universitas Trisakti Jakarta), Fakultas Hukum memiliki 7 Program Kekhususan yaitu : 1. Hukum Bisnis dan Industri; 2. Hukum Perdata; 3. Hukum Agraria; 4. Hukum Pidana; 5. Hukum Transnasional; 6. Praktisi Hukum; 7. Hukum Tata Pemerintahan. Sejak semester pertama gw sudah menetapkan pilihan gw untuk fokus pada PK VI (Praktisi Hukum) karena nantinya yang gw pelajari di PK ini (Pidana, Perdata, Hukum Acara dll) akan sangat bermanfaat bagi gw kelak ketika gw menjadi seorang pengacara, yang akan menyelesaikan masalah tanpa masalah (udah kayak slogan Perum Pegadaian aja). Ketetapan hati gw ini pun mulai runtuh ketika gw memasuki semester 3. Gw mengikuti 2National Mood Court Competition yang diselenggarakan oleh Universitas Pancasila yang bekerjasama dengan Kejaksaan Agung. Persiapan lomba ini memakan waktu lebih kurang 2 bulan dengan intensitas pertemuan yang hampir setiap hari, dari pulang kuliah sampai malam bahkan sampai pagi. Gw jadi sering bolak-balik ke Pengadilan Negeri untuk mengambil Putusan-putusan serta contoh berkas-berkas (BAP, Penuntutan, Surat Dakwaan, dll) yang tebalnya beratus-ratus halaman. Hal ini membuat gw ragu untuk tetap di PK VI karena hal serupa (bolak-balik ke pengadilan) akan gw alami lagi pada saat gw menyusun skripsi nantinya dan gw tidak suka dan tidak menikmati hal tersebut. Gw jg mengalami ke-semrawutan birokrasi yang terjadi di dalam dunia hukum (hukum acara pada khususnya). Ketidak-adilan, istilah KUHP (Kasih Uang Habis Perkara), Mafia Hukum, Makelar Kasus dan lain sebagainya yang semakin memantapkan gw untuk putar haluan dari PK VI. Ketika gw memutuskan untuk mengganti program kekhususan, gw mengalami kebingungan yang pertama dimana gw harus memilih antara Program Hukum Transnasional atau Program Hukum Bisnis dan Industri. Selama satu tahun gw berpikir, merenung, mempertanyakan, berkonsultasi, menganalisa, berdoa dan sampai akhirnya gw memutuskan untuk memilih PK I : Bisnis dan Industri. Kebingungan kedua gw muncul ketika semester 5 berakhir dan Transkrip Nilai gw keluar. Gw bingung kenapa nilai-nilai mata kuliah pilihan gw dari PK lain nilainya lebih tinggi daripada mata kuliah wajib PK I. Padahal gw udah belajar mati-matian (untung gw gak mati beneran). Seharusnya yang terjadi adalah kebalikannya, nilai mata kuliah wajib gw seharusnya lebih bagus daripada mata kuliah yang lainnya. Ternyata oh ternyata, hal ini dikarenakan bahwa seluruh dosen di PK I memang terkenal hemat dalam memberikan nilai bagi mahasiswanya. Mereka menerapkan prinsip Hemat pangkal Kaya dalam sistem perkuliahan.

Karena sudah terlanjur tercempulung di PK I (kepalang basah, mending lanjut berenang) gw memantapkan niat gw dan melangkah dengan iman untuk menjejaki setiap mata kuliah pokok PK I yang harus gw selesaikan dengan maksimal. Hasilnya akan gw ketahui pada waktu pembagian KHS juli mendatang. Gw sangat berharap kali ini nilai-nilai mata kuliah wajib gw-lah yang akan menjulang tinggi (amin). Berhubung gw orangnya visioner alias suka sekali memikirkan hal-hal apa yang selanjutnya harus gw lakukan padahal seharusnya belum waktunya gw pikirkan (ngerti nggak maksud gw? Haha) gw skrg kebingungan memikirkan apa yang harus gw lakukan setelah menjadi Sarjana Hukum tahun depan (amin). Padahal kebingungan pertama yang seharusnya gw antisipasi adalah kebingungan mencari judul skripsi. Gw perlu pendapat. Gw perlu masukan. Gw berdoa. Gw minta hikmat.

Kebingungan gw pun satu persatu terjawab sudah. Beberapa hari yang lalu gw mengikuti Youth Camp (Rock Steady) dari Gereja gw. Salah satu session yang diberikan adalah mengenai Career Coach. Salah satu pe mbicaranya adalah seorang pengacara muda, perempuan lagi. Namanya Grace. Setelah session gw menemuinya dan menceritakan segala kebingungan gw. Untungnya dia ga ikutan bingung juga. Banyak hal yang gw dapat dari dia yang cukup membantu gw dari keluar dari segala kebingungan gw. Untuk saat ini, gw sudah mantap untuk mengambil judul skripsi antara bidang hukum korporasi, penanaman modal atau pasar modal. Rencana gw berikutnya adalah selama gw kuliah di semester 7 nanti, kalau tidak ada halangan gw berencana untuk magang di sebuah law firm. Setelah menyandang gelar Sarjana Hukum, gw berencana untuk kerja dulu sambil mengikuti pendidikan profesi. Setelah itu, baru deh gw lanjut S2. How about that? :D

What I want to share?
Dalam hidup ini, seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang kadang membuat kita bingung. Kita harus memberikan keputusan yang benar karena kalau tidak, mungkin kita akan menyesal suatu waktu nanti dan efeknya tidak baik bagi kita. Keputusan yang benar memerlukan hikmat, pengetahuan dan pengertian. What should we do? Hal pertama yang biasanya gw lakukan adalah berdoa and read my Bible. Gw minta hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan supaya gw tahu apa yang harus gw lakukan agar gw ga salah mengambil keputusan. Setelah itu, baru deh gw tanya pendapat orang-orang terdekat gw, gw mencari tahu info mengenai pilihan-pilihan yang tersedia itu, kelebihan dan kekurangannya, gw bertanya kepada orang yang sebelumnya pernah mengalami hal yang gw alami sekarang ini dan lain sebagainya. Tuhan bisa pake siapa saja, apa saja. Pada saat gw harus memberikan keputusan, gw hal yang terakhir gw lakukan sama dengan hal pertama yang gw lakukan, yaitu berdoa. Menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Gw percaya ketika gw berjalan bersama-Nya, Dia nggak akan pernah ngecewain gw. Sekalipun gw mengambil keputusan yang salah, Dia bisa mengubah keadaan gw menjadi lebih baik sesuai dengan rancangan dan kehendak-Nya. Karena gw bersandar hanya padaNya.

Selasa, 08 Juni 2010

MEMBERANTAS MAFIA KASUS

Hari ini saya mengikuti Seminar tentang "Memberantas Mafia Hukum di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti. Saya dan beberapa teman lainnya pun datang mewakili Parlemen Fakultas Hukum Trisakti. Pembicara yang hadir pada hari ini bisa dibilang cukup penting dan ahli di bidangnya, antara lain adalah Irjen Pol Edward Aritonang dari Kepolisian Republik Indonesia, Bibid Samad Riyanto dari Komisi Pemberantasan Korupsi, Dr. Yenti Ganarsih, SH. MH Akademisi yang merupakah Pakar tentang Money Laundry dan juga perwakilan dari Indonesia Corruption Watch. Seminar yang berlangsung semi-formal ini pun dibuka oleh Ketua DPR RI - Marzuki Ali. Bayu Saputra Muslimin selaku moderator membawa alur seminar dengan santai dan lugas. Ada beberapa hal menarik dari penjelasan para Pembicara dan pertanyaan para Mahasiswa yang ingin saya bagikan. Hal yang dibicarakan di seminar ini pun merupakan topik-topik hangat yang sekarang ini masih menjadi bahan pembicaraan banyak orang, sebut saja Kasus Century, Mafia Pajak, Susno Duadji, dan lain sebagainya. Saya akan mencoba untuk memaparkan hal-hal menarik yang saya dapatkan menurut pemikiran saya. ....Edward Aritonang... makelar kasus itu bisa dibilang sebagai penghubung antara orang yang membutuhkan 'jasa' dengan para aktor mafia hukum (kepolisian, kejaksaan, Dirjen Pajak, dll). Nah, si Markus inilah 'arsitek'nya untuk mengatur bagaimana menyelesaikan kasus dengan cara yan tidak benar. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya Mafia Hukum antara lain adalah Proses pengadilan yang sangat panjang sehingga membuka celah bagi mafia hukum untuk beraksi; Degradasi Moral Bangsa; Lemahnya aturan, regulasi, sanksi atas penyelewengan hukum; lemahnya pengawasan terhadap proses hukum dan keterbatasan anggaran. Untuk mengatasi hal ini, Polri telah melakukan bebrapa hal yaitu “Kroyok Reserse” yang meliputi Kegiatan Upaya pembinaan Moral, Pengawasan Penyidik, Peningkatan Anggaran Penyidikan, Reward and Punishment, Penataan Sistem, Menata Sarana dan Prasarana ruangan kerja. ‘markus’ itu muncul karena Penegakan hukum tidak benar, jadi harus dilakukan REFORMASI POLRI! Susno Duadji adalah sahabat saya, kami berdua adalah anak didikan dari Bapak Bibit yang pada waktu itu menjabat sebagai Kapolda di Kalimantan. Sebenarnya mengapa Susno terlihat ‘ditekan’ dari beberapa pihak itu tidaklah benar. Hanya saja memang beliau sudah melanggar kode etik profesi dan juga melakukan tindakan pidana pada saat Ia menjadi bareskrim. Sudah tau terjadi penyelewangan hukum tetapi tidak melakukan tindakan. Kepolisian juga membuka peluang bagi adanya Public Control. Di dalam website Kepolisian RI, sudah ada portal dimana setiap masyarakat dapat ‘bebas berbicara’. Selain itu kami juga punya facebook dan twitter yang selalu kami update. Kami juga tidak mau ketinggalan dengan anak muda zaman sekarang. …Yenti Ganarsih… sebagai akademisi, saya kadang heran terhadap para praktisi hukum. Seringkali apa yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan teori yang berlaku. Kerapkali para praktisi berkata ‘itukan teorinya, prakteknya beda lagi’. Jadi, apakah teori yang sudah ada sekarang ini tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman? Atau apakah memang praktisinya yang melakukan penyelewengan terhadap teori hukum yang berlaku saat ini. Seharusnya para praktisi (Hakim, Jaksa dan Pengacara) tidak ‘bersentuhan’ secara langsung di lapangan. Tidak etis. Masa si Hakim bermain golf bersama dengan Pengacara dari si terdakwa sih. Hal ini seringkali terjadi. Karena saya dari bidang akademisi, menurut saya perlu juga disebutkan si Mafia Hukum ini berasal dari Universitas apa, fakultas apa dan berapa lama kuliahnya. Saya sebagai Ketua Program Kekhususan Praktisi Hukum tidak pernah ‘mencetak’ mahasiswa untuk menjadi Mafia Hukum. Hari ini Pengacara yang diundang tidak dating. Kenapa? Apa karena dia tidak bisa membela diri? Tadi Pak Marzuki Ali mengatakan “kadang orang yang berkompeten tidak punya kapasitas”. Apa artinya? menurut saya kadang orang-orang berkompeten seringkali memberikan solusi-solusi yang baik dan benar, tapi karena dia tidak punya kapasitas untuk berbicara mereka sering tidak didengarkan ataupun disepelekan. Dengan adanya mahasiswa yang hadir di seminar hari ini mencerminkan keperdulian mereka terhadap pemberantasan Mafia Hukum di Indonesia. Saya percaya, dengan adanya mahasiswa yang berintegritas dan berdedikasi penuh terhadap tanah air, Negara kita akan menjadi lebih baik lagi! …Bibit Samat Riyanto… Ada 3 Komponen Bangsa yang sudah tercemar oleh Mafia Hukum yaitu: 1.Politik, sistemnya yang kotor. Banyak sekali maling politik di Negara ini. Coba saya Tanya, sekarang ini ada tidak orang yang mau menjadi Gubernur dan Bupati yang ga pake uang? Gaji Bupati itu setidaknya 5.6jt perbulan. 5 tahun masa jabatan jadi penghasilannya sekitar 300jtan. Tapi kenyataannya apa? Mereka bisa terima Milyaran lebih dari proyek-proyek yang ada di daerahnya. 2. Ekonomi, misalnya di pemborong. Dalam kepolisian juga ada istilah “Parko” yaitu Partisipasi Komando. Saya dulu pada waktu di kepolisian, pasti kalau ada pengeluaran paling tidak 20% anggarannya diberikan kepada komando saya. 3. Hukum, semua penegak hukum sudah pernah kena KPK. Hakim, Jaksa, Kepolisian yang menjadi Mafia Peradilan. Sekedar informasi, pada waktu saya ditangkap ternyata saya ditahan di kamarnya Artalitha yang mewah itu. Pantas saya merasa kok pernah melihat ruang tahanan ini di televisi. Hahahaha… Pada waktu saya menjabat sebagai Kapolda di Kalimantan. Saya menangani sekitar 234 kasus Illegal Logging yang mana kalo mau saya selewengkan, saya bisa dapat 500 juta per kasus. Bisa kaya sekali saya pada waktu itu. Tapi saya tidak mau, karena saya percaya setelah kehidupan di bumi ini masih ada lagi kehidupan lain di akhirat. Saya ndak mau senang di bumi sengsara di akhirat. Mafia kasus itu biasanya dimulai di “Grey Area” yaitu penyidikan yang menentukan kasus tersebut masuk ke wilayah hukum pidana ataukah perdata. Kemudian proses penangkapan, barang Bukti, Penangguhan Penahanan, Pasal-Pasal, Penafsiran unsur Delik semuanya bisa diatur sedemikian rupa. Tergantung feedback nya. Banyak orang yang mengatakan KPK lambat. Sebenarnya bukan lambat, akan tetapi KPK tidak boleh menghentikan Penyidikan, oleh sebab itu penyelidikannya harus mateng dan ini memerlukan waktu yang lama. Tidak ada satupun perkara di KPK yang diputus bebas. Anda mengatakan bahwa pada waktu Antasari Azhar menjabat kinerja KPK sangat efektif. Dan sekarang menjadi lebih efektif lagi setelah AA masuk tahanan. Anda bisa bertanya kepada ICW. Bangsa ini memerlukan gerakan moral anti korupsi dan juga doronan untuk melaksanakan political will secara nyata. Mengenai hukuman atas tindak pidana korupsi, banyak yang berpendapat mengapa hanya 2-5 tahun penjara saja? Kenapa tidak ada hukuman mati seperti di cina?. Sebenarnya dalam Pasal 2 UU 31/99 jo Pasal 2 UU 20/01 disebutkan hukuman mati bagi koruptor dengan delik tertentu. Hukuman mati untuk korupsi itu bukan ranahnya KPK tapi DPR. Jadi kita sebagai masyarakat dapat mengusulkan kepada DPR agar Hukuman Mati terhadap Koruptor ini diundangkan. Tapi apakah mereka mau? Karena kenyataannya banyak juga anggota DPR yang Korupsi, apkah mereka mau membuat hukuman mati ‘bagi diri sendiri”. Hahaha …Indonesia Corruption Watch… Tahun 2009 Indonesia dinyatakan sebagai Negara terkorup ke-2 di Dunia dan Negara paling buruk se-Asia Tenggara. Terdapat 167 Kasus Korupsi di Lembaga Eksekutif, 32 Kasus di Lembaga Legislatif dan selebihnya terjadi di Perusahaan Swasta dan BUMN. Hal ini menyebabkan kerugian Negara mencapai 1.546 Trilliun. Belakangan ini, pemberantasan Mafia Hukum di Indonesia mengalamai degradasi. Penyebab terjadinya Peluang terhadap tindak pidana Korupsi adalah sistem hukum yang diselewengkan. Misalnya KUHAP menjadi SUAP (haha). Integritas moral yang kurang. Jangan pernah memilih penjahat menjadi pejabat. Hasilnya akan buruk. Ruang lingkup pengawasan yang lembek dan budaya masyarakat yang sering tidak taat pada aturan. …Marzuki Ali… Jangan pernah berharap pada generasi sekarang ini. Mulailah perubahan dari diri anda sendiri. Note : Mafia Hukum di Indonesia sudah lama ada dan menciptakan dampak yang sistemik. Hal ini menyebabkan sulitnya pemberantasan Mafia Hukum karena Para Aktornya saling terkait dan juga memiliki jabatan penting dalam struktur keorganisasian Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.

Rabu, 14 April 2010

F R A G M E N T S

Once there was an old man who lived in a tiny village. Although poor, he was envied by all, for he owned a beautiful white horse. Even the king coveted his treasure. A horse like this had never been seen before such was its splendor, its majesty, its strength.

People offered fabulous prices for the steed, but the old man always refused. "This horse is not a horse to me," he would tell them. "It is a person. How could you sell a person? He is a friend, not a possession. How could you sell a friend?" The man was poor and the temptation was great. But he never sold the horse.

One morning he found that the horse was not in the stable. All the village came to see him. "You old fool," they scoffed, "we told you that someone would steal your horse. We warned you that you would be robbed. You are so poor. How could you ever hope to protect such a valuable animal? It would have been better to have sold him. You could have gotten whatever price you wanted. No amount would have been too high. Now the horse is gone, and you've been cursed with misfortune."

The old man responded, "Don't speak too quickly. Say only that the horse is not in the stable. That is all we know; the rest is judgment. If I've been cursed or not, how can you know? How can you judge?"

The people contested, "Don't make us out to be fools! We may not be philosophers, but great philosophy is not needed. The simple fact that your horse is gone is a curse."

The old man spoke again. "All I know is that the stable is empty, and the horse is gone. The rest I don't know. Whether it be a curse or a blessing, I can't say. All we can see is a fragment. Who can say what will come next?"

The people of the village laughed. They thought that the man was crazy. They had always thought he was a fool; if he wasn't, he would have sold the horse and lived off the money. But instead, he was a poor woodcutter, an old man still cutting firewood and dragging it out of the forest and selling it. He lived hand to mouth in the misery of poverty. Now he had proven that he was, indeed, a fool.

After fifteen days, the horse returned. He hadn't been stolen; he had run away into the forest. Not only had he returned, he had brought a dozen wild horses with him. Once again the village people gathered around the woodcutter and spoke. "Old man, you were right and we were wrong. What we thought was a curse was a blessing. Please forgive us."

The man responded, "Once again, you go too far. Say only that the horse is back. State only that a dozen horses returned with him, but don't judge. How do you know if this is a blessing or not? You see only a fragment. Unless you know the whole story, how can you judge? You read only one page of a book. Can you judge the whole book? You read only one word of a phrase. Can you understand the entire phrase?

"Life is so vast, yet you judge all of life with one page or one word. All you have is a fragment! Don't say that this is a blessing. No one knows. I am content with what I know. I am not perturbed by what I don't."

"Maybe the old man is right," they said to one another. So they said little. But down deep, they knew he was wrong. They knew it was a blessing. Twelve wild horses had returned with one horse. With a little bit of work, the animals could be broken and trained and sold for much money.

The old man had a son, an only son. The young man began to break the wild horses. After a few days, he fell from one of the horses and broke both legs. Once again the villagers gathered around the old man and cast their judgments.

"You were right," they said. "You proved you were right. The dozen horses were not a blessing. They were a curse. Your only son has broken his legs, and now in your old age you have no one to help you. Now you are poorer than ever."

The old man spoke again. "You people are obsessed with judging. Don't go so far. Say only that my son broke his legs. Who knows if it is a blessing or a curse? No one knows. We only have a fragment. Life comes in fragments."

It so happened that a few weeks later the country engaged in war against a neighboring country. All the young men of the village were required to join the army. Only the son of the old man was excluded, because he was injured. Once again the people gathered around the old man, crying and screaming because their sons had been taken. There was little chance that they would return. The enemy was strong, and the war would be a losing struggle. They would never see their sons again.

"You were right, old man," they wept. "God knows you were right. This proves it. Your son's accident was a blessing. His legs may be broken, but at least he is with you. Our sons are gone forever."

The old man spoke again. "It is impossible to talk with you. You always draw conclusions. No one knows. Say only this: Your sons had to go to war, and mine did not. No one knows if it is a blessing or a curse. No one is wise enough to know. Only God knows."

The old man was right. We only have a fragment. Life's mishaps and horrors are only a page out of a grand book. We must be slow about drawing conclusions. We must reserve judgment on life's storms until we know the whole story.

I don't know where the woodcutter learned his patience. Perhaps from another woodcutter in Galilee . For it was the Carpenter who said it best:

"Do not worry about tomorrow, for tomorrow will worry about itself." (Mt. 6:34)

He should know. He is the Author of our story. And he has already written the final chapter.

From In the Eye of the Storm
Copyright (Thomas Nelson, 1997) Max Lucado

Jumat, 26 Februari 2010

OUTBOND :D

just arrived at apartment. tired. but still 'on fire'. had a really great outbond with jpcc praise and worship team at Lembur Pancawati bogor. the games was fun, courage us to accomplish the competition with strategy and teamwork. sharing, laughing, creativity and so on are so made my day. i really thank God for such a great family on church, for my church support towards us the volunteer. feeling so blessed ; )
lots to tell later, now am going to bed. my bed is calling my name over and over again.
nite blogger,
xoxo

Selasa, 09 Februari 2010

I N T I M A C Y





Hari-hari ini gw lagi diperhadapkan dengan situasi sulit dimana gw harus bisa memilih diantara 2 hal yang masing-masing penting banget. Kadang gw bingung kenapa bisa sering banget ngalamin hal yang kayak gini, disaat semuanya udah gw plan banget tiba-tiba aja muncul 1 hal yang memungkinkan gw untuk berpikir ulang apakah gw harus ngelakuin hal yang tadinya gw mau lakukan atau gw ngelakuin hal yang lain yang menurut gw penting juga dilakukan tapi dalam konteks yang berbeda. Keadaan dimana sebenernya gw berat banget mutusin mau milih yang ini apa yang itu, mau kesini apa kesitu, mau ngerjain yang ini apa yang itu karena menurut gw dua-duanya penting banget dan sebenernya kalo memungkinkan gw pengen ngelakuin dua-duanya. Tapi sayangnya gw harus milih salah satu dan itu seringkali buat gw jadi dilema. Gw yakin kita semua pasti pernah ngalamin hal yang seperti ini, bingung dalam mengambil keputusan penting. Takut salah dalam mengambil keputusan.



Awalnya gw kesel banget kalo udah dihadapkan dengan situasi yang seperti ini, karena mau gak mau kita harus punya waktu cukup banyak untuk buat pertimbangan dari hal-hal tersebut masing-masing. Baik buruknya, untung ruginya kalo kita mau milih hal ini atau hal yang itu. Kita gak bisa asal milih karena masing-masing punya konsekwensinya, dan yang paling gak enaknya itu kita harus ngorbanin gak milih atau gak ngelakuin sesuatu hal lainnya itu yang kita anggap juga penting. Rasanya gimana gitu, gregetan deh…hehehe…
Seiring berjalannya waktu gw pun mengerti kenapa Tuhan ngizinin gw ngalamin hal seperti ini. Dia cuma punya 1 kerinduan, pengen anak-anaknya hidup lebih INTIM dengan Dia. Mungkin lo pada belum begitu jelas atau ngerti dengan maksud gw ini, hubungannya dengan topik gw diatas. Tapi gw akan coba ngejelasin sedetail mungkin.



Semakin hari gw semakin mengerti kalo Tuhan itu maunya kita hidup intim banget dengan Dia. Hidup seturut kehendaknya. Kalo kita mau hidup sesuai kehendaknya otomatis kita harus tau dulu kehendak Tuhan itu apa dan gimana caranya kita mau tau kehendak Tuhan itu ya kita harus tanya Tuhan maunya Dia atas hidup kita itu apa. Hubungannya dengan topik diatas, Tuhan sengaja banget menempatkan gw dalam posisi yang ngebuat gw bingung dan dilemma dalam menentukan pilihan, sampe gw sendiri kadang gak berani ngambil keputusan, itu semua gak lain supaya gw selalu tanya maunya Tuhan apa, gw harus milih yang mana? Gw harus tanya Tuhan dulu, bukan dengan pemikiran gw sendiri karena seringkali gw ngambil keputusan sendiri sesuka hati gw tanpa bener-bener nanya maunya Tuhan itu apa. Jadi dia buat gw gak berkutik sama sekali dengan menempatkan gw dalam situasi sperti yang diatas tadi. Dia juga gak langsung jawab doa gw, banyak banget prosesnya sampe gw bener-bener yakin maunya Tuhan itu gimana. Itu semua Ia lakukan supaya gw bisa belajar mengandalkan Dia, bukan mengandalkan diri gw sendiri, pengertian gw sendiri. Menyerahkan hidup gw spenuhnya sama Dia. 



Dia gak sekedar pengen berhubungan biasa sama kita, dia pengen intim. Intim itu bener-bener dekat bukan hanya sekedarnya saja. Pujian, penyembahan, pembacaan firman itu hal yang kudu wajib kita lakukan setiap hari supaya kita bisa bertumbuh, mengenal dan berjalan bersama Tuhan menggenapi panggilan kita dan mengikuti kehendaknya. Kuncinya cuma 1, kita punya kerinduan. Rasa ‘haus dan lapar’ akan Dia maka Ia akan memenuhi kita, hati, tubuh, jiwa, roh dan pikiran kita. So, kita gak perlu bingung lagi menentukan pilihan kita karena semakin intim kita dengan Tuhan, semakin kita mengerti kehendakNya dalam hidup kita dan kita gak perlu lagi bingung dalam menentukan pilihan kita karena kita udah ‘sehati’ dengan Tuhan. 



Mungkin sebagian dari kita banyak yang bingung, gimana sih maksudnya mendengarkan suara Tuhan? Apa bener-bener denger suara nyata seperti suara manusia yang kedengaran gitu? Well, ada juga beberapa orang yang mengalami itu tapi gak melulu harus seperti itu kan? Our God is a creative God! Dia punya banyak cara untuk berbicara kepada kita misalnya dari Alkitab, sebenernya semua isi hatinya Tuhan itu ada di Alkitab istilahnya Alkitab itu udah harus jadi ‘manual book’ nya kita. Makanya kita tiap hari kudu baca firman Tuhan karena darisitulah berasal sumber mata air kehidupan, hikmat, kebijaksanaan dan nilai-nilai kehidupan. That’s why the Bible is the bestselling book in the world. Yang kedua, kita juga bisa dapet rhema baik melalui pembacaan firman Tuhan, kotbah-kotbah dan konfirmasi-konfirmasi dari orang-orang sekitar kita. Jadi jangan hanya terpatok bahwa suara Tuhan itu hanya berupa ‘the real voice of God that we can hear’. Tuhan juga bisa kok berbicara di dalam hati kita, that’s called suara hati. God talk in so many way. So…jangan batasin pikiran kita dengan hal yang benar-benar ‘nyata’ saja.



Mulai bulan ini, gw udah mulai start mau hidup intim dengan Tuhan. Gak ada ruginya bo…justru membuat hari-hari gw bakal lebih indah lagi. Walaupun kadang prosesnya gak enak, tapi gw percaya hasilnya ntar akan indah banget…hehehhe…Satu lagi, yang perlu banget diinget bahwa GOD NEVER LEAVE US! Gak pernah sekalipun…don’t ever think that you are alone.



So buat temen-temen yang sekarang lagi dilemma menentukan pilihannya…hmph…you should pray and ask God what should you do..what is the best for you!
walaupun prosesnya gak enak, walaupun doa kita gak langsung dijawab dan walaupun itu membutuhkan waktu yang cukup lama, karena keintiman ga bisa dibangun dengan waktu yang cepat…just stay in God way until you sure you find the willingness of God. Kadang kita harus mengorbankan sesuatu hal yang berharga untuk bisa mendapatkan hal lain yang jauh lebih berharga. Tetap setia dalam proses itu karena Tuhan emang lagi pengen kita tuh lebih dekat dengan Dia…INTIM!



Percaya deh segala sesuatunya pasti mendatangkan kebaikan, Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat anak-anaknya. Dan kalo kita setia dan tetep intim sama Tuhan, gw yakin deh 100% pilihan kita gak akan salah karena we have the same thought with God. 
Next topic gw bakal ngejelasin gimana strateginya supaya kita bisa mengambil keputusan yang tepat, pada waktu yang tepat! Supaya kita gak bingung-bingung lagi dalam menentukan pilihan!!!



Be blessed people = )

Minggu, 07 Februari 2010

MY PRAYER

BEYOND YOUR THOUGHT

“…don’t worry dear, im sure u are beyond on what u think...we always make a good team right…hehehehe, gbu always…”

itulah pesan sms yang dikirimkan teman saya pada masa-masa ujian semester lalu. Pada waktu itu saya memang agak sedikit khawatir yang berlebihan terhadap nilai-nilai ujian saya karena saya akui semester lalu saya memang kurang maksimal dan agak sepele dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Namun Puji Tuhan, hasilnya cukup memuaskan. Saya masih bisa mempertahankan IP diatas 3.5 dan itu semua karena kemurahan Tuhan.
Seringkali dalam kehidupan ini kita khawatir, gelisah dan pesimis akan sesuatu hal yang sedang dan akan kita alami. Seringkali kita dikalahkan dengan keadaan dan tekanan-tekanan yang ada di sekitar kita. Pikiran kita yang ‘mengatakan’ bahwa kita tidak bisa, tidak mampu atau tidak cukup baik untuk dapat meraih dan mendapatkan sesuatu hal. Dan hal inilah yang seringkali membuat kita mundur dan mengaburkan pandangan kita terhadap Tujuan kita. Pesan saya….JANGAN MAU DIKALAHKAN OLEH KEADAAN!
I MIGHT BE SHAKEN, BUT I WILL NEVER BE MOVED OUT. I MIGHT BE KNOCKED DOWN, BUT I WILL NEVER BE KNOCKED OUT BECAUSE I KNOW THAT GOD IS MY VICTORY : )

PENCOBAAN ATAU UJIAN?
Untuk mencapai tujuan hidup kita, seringkali banyak masalah yang terjadi. Pertanyaannya adalah bagaimana kita menanggapi masalah tersebut?
ANY FACT FACING US IS NOT AS IMPORTANT AS OUR ATTITUDE TOWARD IT, FOR THAT DETERMINES OUR SUCCESS OR FAILURE! Semuanya kembali kepada bagaimana cara kita memandang sesuatu hal. Masalah-masalah tersebut dapat kita pandang sebagai ujian ataupun pencobaan. Perbedaannya adalah, kalau kita memandang masalah itu sebagai pencobaan maka sifatnya adalah untuk menjatuhkan kita. Sebaliknya apabila kita memandang masalah itu sebagai ujian, berarti tujuannya adalah untuk ‘menaikkan’ kita ke level berikutnya dalam kehidupan. Jadi itu semua tergantung cara pandang kita ;-) Tetaplah berpikiran positif, itu akan membantu kita untuk STILL STAND and MATURE! HE IS MORE INTERESTED IN CHANGING US THAN TO CHANGE OUR CIRCUMSTANCES!

IT’S YOUR TIME TO BELIEVE THAT GOD HAS SOLUTIONS EVEN BEFORE YOU HAVE PROBLEM!

-----------------------------

Salah satu ‘ujian’ terbesar saya beberapa waktu yang lalu adalah dalam pencalonan sebagai anggota parlemen (legislative) di kampus saya. Tadinya saya sudah tidak mau mencalonkan diri, tapi karena satu dan lain hal akhirnya saya mencalonkan diri. Pada waktu itu keadaan politik di kampus sedikit ‘memanas’ dan sayapun sebenarnya ragu untuk mencalonkan diri karena takut tidak terpilih! Hehehehe…Akhirnya saya mendapat peneguhan dari Tuhan untuk maju mencalonkan diri. Pemilihan calon anggota legislative dimulai dari tahap administrasi, tes tertulis, wawancara dan orasi di depan mahasiswa. Berkat kemurahan Tuhan saya lolos sampai tes terakhir, walaupun selama proses penyeleksian banyak sekali orang yang mau menjatuhkan saya untuk kepentingan pribadinya. Sebelum hari pencoblosan salah satu teman saya yang juga mencalonkan diri berkata kepada saya : “ gimana ya in, gw sih yakin banget gw bisa kepilih dan banyak yang milih…nah yang gw takutin itu elo! Lo kan ga punya temen, siapa yang mau milih lo?” jujur saja pada waktu itu saya sedikit down, karena memang keadaan waktu itu agak sedikit ribet karena yang mencalonkan diri dari tongkrongan saya ada sekitar 7 orang dan saya harus bisa mencari ‘masa cair’ supaya saya dapat terpilih berdasarkan suara terbanyak. Tapi saya menolak perkataan teman saya itu, saya berusaha, berdoa dan yakin bahwa Tuhan sanggup melakukan hal yang besar bagi saya. KUASANYA TIDAK DIBATASI OLEH KEADAAN KITA, ORANG SEKITAR KITA DAN LINGKUNGAN KITA TETAPI HANYA DIBATASI OLEH IMAN KITA, SEBERAPA PERCAYA KITA KEPADANYA.

Hari pencoblosan pun tiba. Saya sedikit was-was, tapi saya memutuskan untuk tidak khawatir karena salah satu ciri-ciri orang yang sudah mulai mengandalkan dirinya sendiri adalah khawatir. Sepanjang hari saya terus berdoa dan berusaha untuk dapat meyakinkan sebanyak mungkin orang untuk memilih saya. Puji Tuhan, saya terpilih dengan jumlah suara 45 suara. Suara terbanyak ke-5 dari 25 calon yang terpilih, sedangkan teman yang berusaha menjatuhkan saya tadi memperoleh suara dibawah saya. WHAT A GREAT GOD WE SERVE!
TRUST IT HIM, DO YOUR PART AND HE WILL TAKE CARE THE REST OF IT!

THE GREATEST REVENGE IS TO ACCOMPLISH WHAT OTHERS SAY YOU CANNOT DO!


…IT’S NOT ABOUT HAVING FAITH IN YOUR FAITH BUT HAVING FAITH IN HIS FAITH…

-------------------------------

Seringkali kita berada dalam keadaan seperti ‘mundur sebelum berperang’ mungkin kita merasa kita tidak mungkin meraih sesuatu hal, sepertinya hal yang ingin kita raih itu sperti mimpi saja! Heeeeeey, STOP meratapi dirimu sendiri! You are beyond what you think, and when you surrender all to God. All things are possible! IMPOSSIBLE MEANS I’M POSSIBLE! Utarakan semua kerinduanmu, keinginanmu, keluh-kesahmu kepada-Nya! He will always hear you, never forsake you! Ia berkata ketukalah maka pintu akan dibukakan, mintalah maka akan diberikan kepadamu. So ask HIM! Ask ask ask! Hehehe…masalahnya, seringkali kitapun sungkan untuk meminta, don’t be! Miliki jugalah iman seperti salomo, Ia bahkan percaya sudah menerima apa yang dia minta meskipun sebenarnya dia belum menerimanya. Have an uncommon faith so God can do uncommon things in your life.

…Now to Him who is able to do exceedingly abundantly above all that we ask or think, according to the power that works in us…( Ephesians 3:20-NKJV)

its time for you to rise and shine : )