Minggu, 05 November 2017

IT'S ALL ABOUT YOU



Reading time: 4-6 minutes

Belakangan hari ini aku sangat overwhelmed dengan semua kegiatan, pergaulan, perasaan dan semua pemikiran yang ada. Bergejolak. I’m so exhausted - my energy is drained. Not that I am not grateful of my life, but I just hate the fact that it is really hard for me to control my mind and emotions. It’s me against myself. When the devil cannot attack you from the outside, from your surroundings, he will attack you from your inside through your mind and emotions. Sometimes we let our thoughts and emotions consume us. We feed them. Cape tsayyyy haha.

---

Sekitar 6 bulan yang lalu aku mengalami yang namanya ‘’rock bottom”  - the lowest possible level of my life and I didn’t see it coming. (Aku bakal share tentang ini di postingan terpisah). Sejak saat itu, I’m questioning myself.  WHAT SHOULD I DO NOW?

Proses demi proses aku jalani, dari mulai ga bisa makan, mual, mules, mood drop, perjalanan hati dan kaki kesana kemari, berusaha bangkit kembali dari keterpurukan (halah drama haha). Sampai akhirnya, dari proses perjalanan kaki dan hati ini aku berserah sepenuhnya kepada Tuhan. Izinkan aku share apa yang aku dapat dan alami selama aku di proses beberapa bulan ini - tapi sorry kalau ga berurutan or kurang nyambung haha soalnya aku langsung type dan ga pake mikir. I will edit it again later. 

WHAT’S MY PURPOSE IN LIFE?
I  read ‘a purpose driven life’  by Rick Warren when I was 17 back in my uni day - I know my purpose in life is to glorify His name and to make His name fame, but it’s too general…and it took me 10 years until finally I have a clear vision of what should I do in this life. All the process, the journey and all that jazz that took me to where I am at this point. It’s only about to start but even when now I know what’s my purpose I still do it afraid.

DO IT AFRAID?
Yes. Along the way, I still play the “fake it till I make it” game. The vision that He put in my heart is too big it scares me. Kayaknya udah ketakutan duluan geng sebelum memulainya. Tapi aku tetap aja melakukan bagianku, melakukan sebaik-baiknya yang bisa aku lakukan. Takut-takut tapi tetap dilakukan, lalu aku bertanya kenapa ya? Then I know it’s because is not about having faith in my faith but because I’m having Faith in His faith. When you know that it’s from God then it becomes an anchor of your soul, it becomes a hope - and hope does not disappoint, because the love of God has been poured out in our hearts by the Holy Spirit who was given to us (Rome 5:5 NLT)

KASIH KARUNIAKU CUKUP BAGIMU
Ditengah-tengan perjalanan mencari Tujuan Hidup pasti banyak banget yang kita alami. Jatuh bangun, penolakan, keraguan, ngerasa ga mampu dll yang buat kita capek dan rasanya mau nyerah aja. Tapi aku bersyukur setiap kali aku jatuh, ngga sampai tergeletak karena Dia dengan cara-caranya selalu ingetin aku. Aku inget banget tetiba dapat kalimat “Kasih karuniaku cukup bagimu” waktu aku lagi pelayanan dan aku nangis dong di stage hahaha.

2 Korintus 12:9
Tetapi jawab Tuhan Kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

What keep me doing what I do now is the confident I found in Him, it’s His promise that I believe He will fulfills, and if it’s from God - He will make a way, He will initiate a divine appointment, He will construct it as the anchor of your soul, He will provides and gives provision to your PURPOSE. All you gotta do is to just be available, do the best  you can and be the best version of your self. 


FOCUS ON ME
Me refers to God. Haduh rasanya ga enak banget kalau udah too overwhelmed or occupied. Trus timbullah itu all the emotions and negative thoughts. But I remember clearly when I heard that soft voice speaks to me clearly to put my focus on Him alone. Secara manusiawi kita pasti terpengaruh or terganggu dengan omongan orang atau keadaan sekitar yang tidak sesuai dengan pemikiran ataupun ekspektasi kita, tapi bukan berarti kita harus fokus kesitu, apalagi untuk hal-hal yang ga bisa kita ubah. Jadi daripada stres, pusing atau buang energi mending kita FOKUS ke TUHAN dengan segala KE-TUHAN-AN-NYA (if you know what I mean)

Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 

So, at this stage of life what I can conclude is that my life is not only about my life, it’s not only me but it’s all about Him and His works. I’m just a tool, as His extended hand to this world. It’s never been an easy journey, I failed many times, I made mistake, I’m not perfect, but it will never stop me to get back on track and work on my purpose because I do it based on love and love never fails. 



Jumat, 04 Agustus 2017

MY CUP WILL NEVER RUN DRY



“Jadi nang, dalam hidup ini kita jangan cuma jago tambah-tambah, kurang-kurang, kali-kali…kita juga harus jago bagi-bagi”. Pernyataan yang pernah diucapkan Bapak samaku. Maksudnya adalah, kita harus bisa berbagi kepada orang lain, terutama orang yang membutuhkan.

“The world of the generous gets larger and larger; the world of the sting gets smaller and smaller”  - Proverbs 11:24
————————————————-

Dari Bapak aku belajar untuk hidup generous. Bermurah hati. Bukan hanya dari sisi materil, tapi juga moril seperti waktu, pikiran, tenaga, perhatian, ilmu, networking dsb. Aku belajar banyak dari Bapak, melihat kapasitas yang sudah dia jalankan sebagai orangtua, atasan dan wakil rakyat. From him, I learn how to live unselfish and not being a self - centered person. 

Kenapa sih kita harus murah hati? apalagi zaman sekarang ini zaman susah. Makan aja susah, gimana mau bertahan hidup? dsb. Banyak sekali alasan yang menahan seseorang untuk berbagi berkat dengan orang lain. Aku pengen share sedikit pandanganku mengenai mentalitas yang salah (menurutku):

  1. I will keep it to myself. Kalau saya kasih ke orang lain (info, koneksi, uang, tips and trik dll) nanti dia jadi tau donk, jd bukan rahasia lagi. Masa semua orang tau, I should keep it to myself. Exclusively. So I could be “the most” amongst all. Contohnya dulu waktu di sekolah pas mau ujian, trus kita ada tau kisi-kisi, tapi kita gamau kasitau temen kita karena kompetisi, saingan nanti nilainya lebih bagus dari aku, lebih hebat dari aku dll. Self-centered. Eh tapi ini ga berlaku kalau ujian ya, ga boleh kasih contekan :P
  2. Diri sendiri aja masih belum cukup, masih kurang. Gimana mau bagi ke orang lain. Hidup aja masih pas-pas an masih mau sok-sok-an bantu orang lain. Ga berhikmat itu namanya. Selamatin diri sendiri dululah baru orang lain.
  3. It’s not my obligation. Bukan kewajiban saya untuk membantu mereka, saya kan bukan Tuhan. Siapa suruh malas. Coba lebih rajin pasti hidupnya ga bakal susah.
dsb.

————————————————————-

Tahukah kalian kalau dalam alkitab ada 270 ayat tentang percaya, 371 tentang berdoa, 714 tentang kasih, dan 2,152 tentang memberi. Memberi adalah sifat dasar Tuhan, bahkan Ia memberikan yang terbaik dari diriNya untuk dunia ini: 

“For God so loved the world that he gave his one and only Son, that whoever believes in him shall not perish but have eternal life.”

Yes. For God so loved the world. You can give without loving, but you cannot love without giving. Giving is the act of love. 

So why wouldn’t we?

Menurutku banyak banget alasan kenapa kita harus (belajar) memberi dan sepengalamanku, aku ga pernah hidup berkekurangan selama aku hidup memberi. Apa yang aku terima sekarang, hidupku saat ini karena aku membiasakan untuk memberi dari kecil, mulai dari hal-hal yang kecil, dan setiap hari aku berjalan dalam kasih dan kemurahan Tuhan. We are blessed to be a blessing. According to Rick Warren there are dozens benefit you will get everytime you are being generous:

  1. Generosity honors God. (2 Cor 9:13, Proverbs 14:31)
  2. Generosity draws me closer to God. (Deu 14:23b, Mat 6:21)
  3. Generosity makes me more like Jesus. (Proverbs 21:26, Luke 11:41)
  4. Generosity cure for materialism. (Matt 6:24, 1 Tim 6:17-19)
  5. Generosity demonstrate my faith. (2 Cor 9:13, Mal 3:10)
  6. Generosity reveals my character. (Luke 16:11)
  7. Generosity brings God’s blessing (Prov 22:9, Deu 15:10, 2 Cor 9:7-8, and hundreds more)
  8. Generosity increases my happiness. (Acts 20:35)
  9. Generosity expands my influence. (Prov 11:24, Psal 112:9)
  10. Generosity multiples my money. (Proverbs 11:25, 2 cor 9:11)
  11. Generosity brings God’s protection. (Psalm 112:5-6)
  12. Generosity will be rewarded in heaven. (1 Tim 6:18-19, Luke 16:9)

(Nb: sengaja ga aku jabarin ayatnya supaya kalian baca alkitab :P)

Mulailah memberi dari yang kalian punya. Apapun itu. Ilmu, tenaga, pikiran, pengetahuan, waktu, uang, dll. Start small, do it now. Dan motivasinya bukan karena supaya Tuhan memberkati kita, tapi karena Tuhan sangat baik kepada kita dan sifat dasarNya adalah memberi, kita juga harus seperti Dia, karena kita segambar denganNya.

Oh ya saran juga, kalau mau memberi, berilah/taburlah ke 'tanah yang subur'. Misalkan ke rumah Tuhan, ke orang-orang yang membutuhkan, janda, anak yatim-piatu, untuk pendidikan, kesehatan dll. Bukannya melarang untuk memberi sedekah kepada orang-orang yang meminta-minta di jalan atau Pak Ogah di pinggir jalan, tapi menurutku akan lebih bermanfaat kalau kita memberikan kepada orang yang akan 'menghasilkan buah'. Hingga kelak, nama Tuhan yang akan dipermuliakan :)

I believe that as long as we are being generous, our cup will never run dry. Tuhan akan terus mempercayakan berkat-berkatnya atas hidup kita karena Ia tahu we wont keep it only to ourselves. Kita ga akan pernah kosong, karena Ia yang adalah sumber segalanya akan mengisi kita penuh kembali, dan kalau kita minum dari sumber-Nya, kita ga akan pernah haus lagi. Ia adalah mata air kehidupan. 

So let start being generous, shall we? :)

Selamat memberi dan menjadi berkat.
#hidupmemberi

Rabu, 02 Agustus 2017

Mentoring Indonesia

The main bulwark we are facing now, is the inadequacy of human resources. Indonesia, though by number is the fourth largest country in the world with an abundance of natural resources from its maritime, mining, gas, agriculture, etc, has not yet been able to become a well developed country.

The key bulwarks are the lack of access to education/information and the people’s mindset. We have settled for meagerness and mediocrity. We merely survive without striving to be the best. This could happened for we are lulled by the ease of the era and our natural resources so that we become dormant. In addition, the lack of access to education/information makes us counterproductive.

The strength of a nation lies on the quality of the human resources. Soon, Indonesia will possess a demographic bonus when the population of the productive age bracket defeats the population of the elderly and the children. Therefore, I believe if each individual is in his/her strength and skill zone, s/he will become part of an optimal generation which can build a great nation. In order to achieve this, we have to do it innovatively by engaging in programs to seek  solutions for the nation’s well being.

In history, Indonesia’s struggle for Independence was incited by young people who had the heart to contribute for the country. They were Soekarno, Mohammad Hatta, Mohamad Yamin, etc. Not only were they well educated, they were skillful and insightful. Yet, their superiority was inseparable from the help of a mentor. HOS. Tjokroaminoto - a mentor to Soekarno iis one example. 

Nowadays in Indonesia, the youths are apathetic towards the ruler and the government of the country. They lose hope and trust because too many members of the government are not credible, and some of them are corrupt. Therefore they need to see a good example of leaders/mentors that can change the way they think and start to be the change themselves.

Therefore, mentoring plays a great role as a platform to share, inspire and empower Indonesia’s youth to be change makers, to strengthen civil society and to seek innovative solutions for the nation’s well being. The mentor and their mentee will collaborate in a mentoring session according to their strengths, ideas, potentials, professionalisms, idealisms, etc. It will focus on the quality and growth of human resources, especially for the youths whom will soon have professional knowledge and depth of skills.

There are several criteria for both the mentor and the mentee. A mentor, an expert on their fields, has done much for the benefits of their community. They must have the heart and passion to help and educate the youths to have a better understanding and knowledge to pursue their goals and future endeavor. On the other hand, a mentee possesses leadership potentials, a passion to contribute and to act for the sake of their country by developing their skills and knowledge, and finally are committed to ‘pay it forward’ by being a mentor too someday. 


Mentoring sessions will help them increase their awareness and influence by empowering and developing the Indonesian youths. As a result, mentoring will create future leaders of the country that can bring innovative solutions and policy to build a stronger democratic nation.

Let Go. Let God.

Question of the day. 

Things in life are always changing and shifting. In order to grow we must change also, and our commitments must change to match the changes happening in our lives. 

It is easy to cut things off you don’t want to do, but what about when God asks you to lay something down your emotions are not ready to give up? What if it is something you have helped birth and build and feel attached to and even responsible for? Would you be willing to let go of something you still enjoy, in obedience to God, in order to simplify your life? Obedience is not always easy. Much of the time it involves sacrificing our ways for God’s way. Sometimes we don’t understand why, but those are the times when we need to trust Him and keep moving forward. God never asks us to do anything that won’t eventually make our lives better. Don’t be afraid to regularly reevaluate and make changes you need to make in order to keep your life on the simple track. 

“Come to Me, all you who labor and are heavy-laden and overburdened, and I will cause you to rest." [I will ease and relieve and refresh your souls]. Matthew 11:28

Minggu, 02 Oktober 2016

God's Favor 1.0 : Traveling to Europe



Helloo,
It's been a while.
Udah lama banget ga nge-blog. Been busy with work and all that jazz.
This time I wanna share something through a video and It's about one of my buckletlist - traveling to Europe.

Sharing kali ini ada kaitannya dengan blog gw sebelumnya disini - jadi boleh silahkan dicek terlebih dahulu.

Di video ini gw akan share tentang gmn gw bisa belajar dan jalan-jalan ke Eropa for free. It's all because His favor and goodness, and through all the process I learned a lot.

Dalam proses itu gw belajar beberapa hal:

  1.  It's not about having faith in your faith, it's having faith in His faith
  2.  Your resources are in your relationship
  3. Galatia 6:9 "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah"
  4. 1 Korintus 2:9 "Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk meereka yang mengasihi Dia"

Blessings,
Meryl



Rabu, 09 Maret 2016

SUPERMENTOR


Supermentor is a platform which provides and opportunity for iconic figures and high achievers to share their life experience, work ethics and secrets of success with the general public, especially the youth.
Supermentor was initiated by Ambassador Dino Patti Djalal in 1 February 2014. A passionate activist on youth affaris, Dino found that the most frequent question young people would always ask him was: How can I be a successful person? What tips can you give me from our experience? Can you be my mentor? Dino quickly realized that the answers to these questions would not likely be found in academic textbooks and classrooms, but would mostly come from the school of life. There is rich reservoir of wisdom and know-hows that can be shared by those who have struggled on the road to success. Hence, the idea of Supermentor
The first Supermentor session took place in a small cafe in kemang, south of Jakarta, involving 21 young people (21 representing the 21st century) from various backgrounds (gedner, religion, ethnicity, economic status, and age groups). The experience convinced Dino that the oth were anxious about their future, yet they had an insatible thirst for inspiration, and strong determination to learn and succeed. The led Dino to invite iconic figures to conduct their Supermentor sessions. Dino thought it was time to take Supermentor to the next level: to evolve from small sessions of 21 to a much bigger forum of 1,000++ audiences. What would be known as Kultum Supermentor/Supermentor series
The unique value of Supermentor is that it reminds our young people and general public that a time of rising cynicism and negativity, there are still plenty of good people and goodwill in our society, and highlighting this will motivate them to become a better person. Many of the young people who attended Supermentor have openly proclaimed in social media that they have become more positive and more hopeful ever since.
To date, Supermentor as well as the smaller supermentor sessions continue. We are trying to do more sessions outside of Jakarta to spread the good message of positivism and can-do-ism. We are determined to cultivate this industry of inspiration to prepare youthful minds for a better world ahead.

Tagline:
Share. Inspire. Empower
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
We're so excited to hold our very first Supermentor overseas with these phenomenal speakers.
Friends in Australia, register now for an inspiring night, Supermentor 10 at http://supermentor10.eventbrite.com
For more info follow @supermentorid 
Supermentor,
Share. Inspire. Empower


                                           

Minggu, 22 November 2015

S E L A

Reading time: 4-5 minutes

Kualanamu International Airport, 23 November 2015

Kira-kira 5 minggu yang lalu, di tempat yang sama aku sedang makan siang dengan Opung menunggu jadwal penerbangan kami ke Jakarta. Kira-kira 4 minggu yang lalu, aku menjenguk Opung yang sedang tidak sehat di rumah tulang, dan mendoakan Opung sebelum keesokan harinya aku traveling ke Eropa selama 2 minggu. Kira-kira 3 minggu yang lalu aku mendengar keadaan Opung menurun drastis dalam keadaan Koma. Kira-kira 2 minggu yang lalu, aku menrubah rute penerbanganku dan langsung kembali ke Medan untuk menjenguk Opung di Rumah Sakit. Hari Minggu yang lalu dengan berat hati aku kembali ke Jakarta dan ternyata saat itulah terakhir kali aku bisa melihat Opung yang dalam keadaan masih bernafas. 

Hari selasa yang lalu, aku mendapatkan telepon dari Mama dengan suara tangisan, “Opung udah ngga ada ya nang.” Aku terdiam namun disaat yang bersamaan aku merasakan ada damai sejahtera dari Tuhan yang melampaui akal dan pikiranku. “It is done.” pikirku. Malamnya, aku langsung kembali ke Medan. Opung (76) menghembuskan nafas terakhir Pada hari Selasa, 17 November 2015 kira-kira Pukul 16.00 WIB, 8 jam setelah Ia menjalani Operasi untuk saluran pernafasan, dalam keadaan Koma yang sudah genap 18 hari. 

Opung adalah pahlawan iman bagiku dan keluargaku. Kasih sayangnya, perhatiannya dan doa-doanya tidak pernah putus bagiku dan keluargaku. Setiap hari pasti saja ada telepon dari Opung kepada kami, cucu, anak dan saudara/inya, walaupun sebentar, sebatas hanya menanyakan kabar. Opung selalu mengajarkan kami untuk hidup di dalam Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup kami. Keberadaanku saat ini tidak lepas dari peran penting Opung dalam hidupku. Opung yang selalu ceria dan tidak pernah menyusahkan, the one who truly believes in me and bring out the best in me

Ini pengalaman pertama bagiku, kehilangan orang yang aku sayangi untuk selamanya, salah satu orang terpenting dalam hidupku. It feels unreal, untuk pertama kali dalam hidup aku, aku ngga tau harus ngapain. Aku ga tau harus merespon apa. Aku lemah. Aku cuma bisa diam, doa, nyanyi, nyembah dan memperkatakan firman Tuhan yang dengan kuasaNya memberikanku  kekuatan, dan di tengah-tengah waktu itu terbesit satu kata dalam hatiku, “Sela”


Di dalam Alkitab, “Sela” dijumpai dalam 39 Mazmur dan seluruhnya berjumlah 71 kali. Di luar Mazmur hanya terdapat dalam Habakuk 3:3,9,13. Ada banyak tafsiran yang muncul mengenai “Sela”. Sebagai contoh ada yang menerangkan “Sela” dalam 3 kategori: pertama, kalau dalam konteks Sastra, diartikan sebagai referensi. Kedua, kalau dalam konteks Liturgi, diartikan sebagai bersujud, dan ketiga, dalam hubungannya dengan alat musik, seperti dalam Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) yang diterjemahkan “Diapsalma” yang didefinisikan sebagai “selingan musik”. Konklusi arti “Sela” dalam kamus Alkitab adalah pause atau istirahat, menjalani hidup ini pada zaman sekarang. (sumber: wikipedia)

Sela bagiku saat ini adalah waktu dan ruang dalam kehidupan untuk aku dapat berpikir jernih, merenungkan segala sesuatunya dan berefleksi. Mengukur dan menilai semua jalan-jalan yang sudah kulalui dari kacamata Tuhan. Dalam ritme kehidupan yang semakin cepat dan rumit hari-hari ini, kita perlu menginjak rem kehidupan, dan stop! lalu berkaca diri dengan Firman Tuhan, dan menilai adakah ruangan-ruangan dalam hati kita yang perlu ditata ulang.

Tuhan ingin kita berdiam diri di dalamNya, tinggal tenang di dalamNya dan memberi waktu dan ruang bagi Dia untuk berbicara dengan leluasa kepada kita, dan menata ulang perspektif hidup dengan mengakui bahwa Dia adalah Tuhan, penulis hidup kita yang berkuasa dan berdaulat penuh atas hidup kita. 

Firman Tuhan dalam Yesaya 30:15 mengatakan: “Sebab beginilah firman Tuhan Allah, yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”

Aku percaya Tuhan akan memberikan kekuatan, sukacita dan pengharapan yang baru bagiku dan keluargaku agar kami tidak menyerah dan dapat melangkah terus. Ia mampu memulihkan keadaan kami. Opung akan selalu ada di hati kami, nilai-nilai kebaikan dan iman percaya Opung akan selalu kami kenang dan pegang dalam kehidupan kami. 


Akupun percaya Tuhan baik dan Ia akan selalu memberikan yang terbaik bagi kita anak-anakNya.  Semua yang terjadi dalam kehidupan ini sudah seizin-Nya dan dalam rencana-Nya. Aku percaya bahwa untuk segala sesuatu dibawah langit ada waktunya, dan segala sesuatu itu indah pada waktunya. Di fase kehidupan ini aku belajar kuat dalam kelemahan, percaya dalam keraguan, berserah dalam ketidakpastian dan bersyukur dalam kesesakan. I believe that His love is stronger than my pain and the joy of the Lord is my strength! Thank You, Father :’)



Selamat ber ‘SELA’


Meryl Saragih.


Ps. I miss you so much, Opung. It’s been a week :’)