Sabtu, 06 Februari 2010

HELLO MR. PRESIDENT : )

Pada tanggal 24-26 Februari 2009 yang lalu saya mengikuti serangkaian kegiatan yang dipromotori oleh Bapak Dr. Dinno Pati Djalal selaku juru bicara Presiden di bidang diplomatik yang diselenggarakan oleh Moderinsator Indonesia. Acara yang diselenggarakan selama 3 hari ini ditujukan kepada 100 orang pemenang lomba menulis essay terbaik mengenai seni kepemimpinan yang pesertanya berjumlah ribuan orang dan diikuti oleh seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Acara ini meliputi workshop mengenai kepemimpinan oleh Dr. Dinno Pati Djalal dan Helmi Yahya yang dibantu oleh para fasilitator dari Moderinsator Indonesia dan Sekretariat Negara Indonesia.

Sebelum saya bercerita lebih lanjut mengenai serangkaian acara yang saya jalani saya akan menceritakan bagaimana saya bisa terlibat dalam acara tersebut. Pada bulan September tahun lalu teman kuliah saya menganjurkan saya membeli buku ‘HARUS BISA!’ yang ditulis oleh Dr. Dino Patti Djalal mengenai masa pemerintahan SBY dan kemudian saya membacanya sampai selesai. Di halaman terakhir buku tersebut terseliplah formulir pelombaan untuk menulis essay mengenai seni kepemimpinan dengan 3 topik yaitu pemimpin abad 21, pemimpin era demokrasi dan pemimpin era globalisasi. 100 penulis essay terbaik akan diberikan kesempatan untuk berdialog langsung dengan Presiden SBY pada akhir desember 2008. Membaca itu kontan saya tertarik dan ingin mencoba menulis mengenai seni kepemimpinan tersebut. Awalnya saya ragu karena tidak yakin terhadap kemampuan menulis saya, karena kali ini saya harus menulis dengan gaya bahasa yang formal dan penuh wawasan. Akan tetapi, saya menantang diri saya untuk ikut perlombaan menulis essay tersebut. Saya menulis essay tersebut selama lebih kurang 2 minggu, waktu yang begitu lama karena saya masih ragu-ragu pada waktu menulisnya apakah saya akan mengirimkannya atau tidak. Alhasil, berbekal referensi buku lain yang sudah saya baca seperti mengenai autobiography Barrack Obama, Winston churcil, Benazzir Buttho, Golda Myer, Fidel Castro, Mao de Tjong, Abraham Lincoln,dll pertengahan September lalu pun saya mengirim essay tersebut melalui pos ke Istana Negara dan melalui email. Topik saya pada waktu itu adalah Pemimpin Abad 21 yang essaynya sudah saya publikasikan di note saya sebelumnya.

Bulan berganti bulan sampai akhirnya tibalah akhir desember 2008 saya belum juga mendapatkan konfirmasi. Saya menyimpulkan bahwa essay saya tidak terpilih dalam kategori 100 essay terbaik dan impian saya untuk berdialog langsung dengan Bapak Presiden pun sirna. Namun kenyataan berkata lain, pada awal februari lalu saat saya sedang dalam perjalanan backpacking dimana saya berdiri ‘gantung’ di dalam bus mini dari salatiga menuju kopeng tiba-tiba saya mendapatkan telepon dari nomor yang tidak saya kenal. Awalnya saya tidak mau mengangkatnya karena posisi ‘gantung’ saya tidak memungkinkan saya untuk mengangkat telepon namun tiba-tiba saja ada orang yang turun dan saya mendapat satu bangku kosong untuk duduk, kemudian saya pun mengangkat telepon tersebut. Betapa kagetnya saya ketika mendengar seorang wanita dari staff sekretariat Negara berkata kepada saya bahwa saya terpilih sebagai salah satu penulis essay terbaik mengenai kepemimpinan yang diselenggarakan modernisator beberapa waktu yang lalu. Pada waktu itu saya speechless, tidak tau harus berkata apa sangkin senangnya. Yang pasti saya sangat bersyukur sekali dan tidak henti-hentinya berkata Puji Tuhan!

Keesokan malamnya, setibanya saya di jogja saya langsung membuka email saya karena saya diberi konfirmasi bahwa informasi selengkapnya akan dikirimkan ke email saya. Lagi-lagi saya kaget karena isi email tersebut tidak saya duga sama sekali. Dalam email tersebut dikatakan bahwa dialog dengan Presiden akan berlangsung di studio Trans TV Jakarta pada tanggal 25 Februari 2009 [ off air ] dan akan ditayangkan di seluruh Indonesia dalam waktu dekat. Dan akan dihadiri pula oleh para ikon pentin, pejabat Negara, menteri kabinet, selebritis, dll. Penulis essay yang terpilih akan diberikan fasilitas menginap 3 hari 2 malam di hotel Red Top Jakarta [ 1 kamar ], diberi uang saku Rp 1.000.000 dan bagi peserta diluar Jakarta biaya transportasinya akan ditanggung dari provinsi ke Jakarta. Pada waktu itu saya sempat bingung karena saya sudah membeli tiket untuk ke medan pada tanggal 14 Februari sementara acara di Jakarta akan dimulai pada tanggal 24 Februari. Tiba-tiba saya ingat bahwa pada waktu itu saya menulis alamat saya yang di medan, sehingga ada kemungkinan saya dianggap peserta dari medan dan diberi ongkos transportasi. Besoknya saya menghubungi pihak panitia dan menjelaskannya kepada pihak panitia. Puji Tuhan, ternyata saya dianggap peserta yang berasal dari Sumatera Utara dan ongkos pesawat pulang-pergi medan-jakarta-medan akan dibiayai oleh pihak panitia.

Pada tanggal 23 Februari saya ke PTPN 3 [ BUMN yang bekerjasama dengan pemerintah untuk acara ini ] untuk mengambil tiket pesawat dan uang saku. Economy Class Garuda Indonesia dan uang saku sebesar Rp.1.500.000,- Puji Tuhan sekali kan. Pada hari itu saya juga bertemu dengan rekan penulis essay yang juga terpilih mewakili Sumatera Utara, Bapak Ahmad Yani (46) dari Aek Nabara-Kepala Sekolah sebuah madrasah dan Ibu Juli Sinaga (34) dari Tanjung Balai-Guru di sebuah SMA Swasta.

Pada tanggal 24 Februari saya beserta rombongan pun berangkat ke Jakarta dan setibanya di Jakarta kami dijemput oleh rombongan sekretariat Negara bersama dengan Bapak Andi Maralangeng dengan menggunakan bus. Sesampainya di hotel kami langsung di briefing dan pembagian kamar untuk setiap orang. Workshop dan welcoming dinner dimulai pada pukul 17.00-21.00 kemudian para peserta dipersilahkan untuk beristirahat.

Pada tanggal 25 Februari acara dimulai dengan sarapan pagi pukul 06.00 pagi kemudian berangkat ke studio trans tv pukul 07.30 pagi. Kami pun tiba di studio trans tv sekitar pukul 09.00 pagi kemudian mengikuti serangkaian kegiatan briefing dan Gladi Resik, mengumpulkan beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada Bapak Presiden langsung di studio maupun secara tulisan. Proses shooting pun dimulai pukul 14.00-16.00 dan berjalan lancar. Sungguh suatu kebanggan dan kehormatan bagi saya untuk dapat berdialog dan menghadiri serangkaian acara tersebut yang juga dihadiri oleh para ikon penting seperti para pejabat Negara, Menteri Kabinet Bersatu, para Pengusaha, Konglomerat artis dan orang-orang penting dari segala profesi seperti The First Lady Ibu Ani Yudhoyono, Hatta Rajasa, Andi Maralangeng, Hermawan Kertajaya, Sandiaga Uno, Dirut PT. Microsoft, Dirut Garuda Indonesia, Agnes Monica, Samsons, Andra and the Backbone, Jeremy Thomas, Indi Barens, Indra Herlambang, Sahrini, Olga Lydia, para kolonel dan staff khusus kepresidenan, dll. Setelah acara shooting selesai para peserta diberi kesempatan untuk foto bersama dan bersalam-salaman dengan Bapak SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Sekali lagi sungguh suatu kehormatan bagi saya dapat berfoto, bersalaman dan berdialog langsung dengan orang nomor 1 di Indonesia. Benar-benar kesempatan yang langka. Setelah itu para rombongan peserta dan para panitia mengantar Bapak dan Ibu Yudhoyono ke RI 1 untuk kembali ke cikeas.

Pada tanggal 26 Februari saya bersama rombongan diberikan kesempatan untuk berkunjung ke Istana Negara. Kami berangkat sekitar Pukul 08.00 pagi dan kembali ke Hotel Pukul 10.00 pagi. Kami pun mendapat beberapa cenderamata dan kenang-kenangan dari Bapak SBY berupa jam tangan Kepresidenan yang berlambangkan burung Garuda, kaos t-shirt, notes, gantungan kunci dan piagam penghargaan. Pada pukul 12.00 siang saya beserta romobongan pun berangkat ke Bandar udara Soekarno-Hatta dengan menggunakan bus rombongan. Hari itu saya berangkat ke medan pada pukul 16.10.

“TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabil engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hri ini Kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya” [ Ulangan 28:13-14 ]

“Tetapi seperti ada tertulis : Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” [ I Korintus 2:9 ]

-----------------------------------------------------------------------

Puji dan Syukur saya Panjatkan kepada Tuhan Yesus karena berkat, hikmat, kemurahan dan perkenanannya yang Luar Biasa dalam hidup saya selama saya menulis essay dan terpilih menjadi salah satu dari 100 penulis essay terbaik dari seluruh Indonesia hingga akhirnya saya bisa bertemu langsung dengan Bapak SBY. Itu semua hanya karena Kemurahannya. Terima Kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr.Dino Patti Djalal dan Moderinsator [ Mba Fika, Mas Adil, Mas Tiro, Mas Dana, dll ] atas kesempatan dan pelayanan terbaik yang saya terima selama mengikuti serangkaian acara “HARUS BISA-MEET AND GREET WITH MR.PRESIDENT”

Banyak hal yang saya dapat selama saya mengikuti serangkaian acara diatas tersebut terutama mengenai kepemimpinan. Yang mau saya bagikan adalah kita sebagai generasi muda adalah generasi yang harus membawa perubahan positif bagi bangsa ini. Generasi yang memimpin perubahan bagi bangsa dan dunia ini. Dimulai dari perubahan diri sendiri kemudian mengarah ke lingkungan kita. Sekedar pemberitahuan bahwa 100 pemenang essay terdiri dari berbagai kalangan mulai dari Profesor, Doktor, para sarjana, pengusaha, tenaga pengajar, kolonel, mahasiswa, pelajar,dll. 10 persen diantaranya masih berumur dibawah 20 tahun termasuk saya.

Saya sangat berharap apa yang saya terima sekarang ini bisa juga anda terima di masa yang akan datang karena tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! Sudah saatnya kita anak-anak Tuhan menjadi terang di dunia ini, menjadi sesuatu yang berbeda untuk mempermuliakan nama Tuhan. Memang tidak mudah dan pasti banyak tantangan yang kita hadapi, tapi percayalah bahwa tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kita. Sekarang ini perkenanan dan kemurahan Tuhan akan menyertai anak-anakNya. Kita akan menjadi kepala bukan menjadi ekor.

Pada waktu saya berada di warnet untuk membuka email undangan dari kepresidenan saya berdoa dan bertanya kepada Tuhan : “TUHAN, terimakasih untuk semuanya, saya sangat bersyukur. Tapi mengapa saya layak mendapatkan ini semua?” dan JawabNya : “Selama ini sudah banyak orang yang kamu berkati melalui tulisan kamu [ tulisan di blog, sms2 seperti blessed or devotional quote ] dan namaKu dipermuliakan, sekarang tiba saatnya untukKu memberkatiMu melalui tulisan yang kamu buat untuk Presiden”. Kontan pada saat itu saya menangis, dan sangat bersyukur. Satu hal yang saya dapatkan adalah bahwa apapun talenta yang kita miliki, yang Tuhan berikan kepada kita persembahkanlah itu semua terlebih dahulu kepada Tuhan, untuk mempermuliakanNya dan Ia akan ‘mempromosikan’ dan membawa kita ‘terbang lebih tinggi’ lagi sesuai waktu yang sudah Ia tetapkan!

Tuhan Yesus Memberkati = )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar