Kira-kira tiga tahun yang lalu gw dan beberapa teman gw pergi mendaki gunung Sibayak di Sumatera Utara. Kami mulai naik gunung sekitar jam 1 pagi. Menurut pemberitahuan dari salah satu leader,mendaki selama lebih kurang 4-5 jam untuk mencapai puncak gunung sibayak. Sebelum berangkat kami di briefing sekaligus diberi waktu untuk mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang perlu kami bawa, seperti misalnya senter, air minum, panci, bahan makanan, gitar, tikar dan lain sebagainya. Perjalananpun dimulai. Baru mau mulai jalan aja, gw udah rada pesimis bisa sampe diatas, karena waktu itu gw baru pertama kali naik gunung dan kelihatannya gunung itu sangat tinggi, apalagi waktu itu gelap sekali dan puncak gunungnya ga keliatan sama sekali.
Awal pendakian tidak terlalu sulit, jalannya masih terarah dan juga masih banyak pohon dan akar pohon yang dapat kita jadikan pegangan. Akan tetapi, menjelang puncak gunung, medan tempuh makin sulit, apalagi waktu itu saya hanya bermodalkan lampu senter dari hp nokia saya. Jalannya-pun mulai terjal dan mengharuskan kita harus memanjat dari batu ke batu lainnya. Saya masih ingat waktu itu saya hampir saja menyerah karena kelelahan dan waktu itu pernah saya hampir saja jatuh karena akar pohon yang saya pegang tiba-tiba patah, untung saja teman saya menangkap tangan saya dan membantu saya untuk naik keatas.
Akhirnya, setelah melewati berbagai rintangan, kamipun sampai di puncak gunung sekitar pukul 5 pagi. “Habis Gelap, Terbitlah terang”. Hari mulai terang dan dari atas puncak gunung kamipun melihat sunrise dan view yang yang sangat indah. Pemandangan yang tidak mungkin bisa dilihat dari kaki gunung. Pemandangan yang hanya bisa kita lihat, DARI ATAS. Sangat Indah.
------------------------------------------------------------------------------
Beberapa hari yang lalu temen gw, ledy dan elfita datang berkunjung ke apartement gw. Karena udah lama ga ketemu jadi kami sharing lama banget. Kami ngebahas mengenai awal mula kita merantau keluar kota, jauh dari keluarga. Gw, ledy dan elfita udah berteman semenjak kami tinggal di medan. Dulu kami satu smp, dan walaupun sma nya beda-beda kami lumayan sering ngumpul dan sharing-sharing. Teringat kira-kira 4 tahun yang lalu, kami sangat shock dan sedih karena tidak ada satupun diantara kami yang lulus SPMB. Padahal waktu itu kami sangat berharap dan yakin kalau kami bisa lulus SPMB, something that we fight for and pray for. Tapi ternyata kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
STAGE 1 : KAKI GUNUNG
Seringkali dalam kehidupan kita, kita merasa berada di titik terendah dalam hidup kita. Rasanya sangat sulit untuk bisa ‘naik keatas’ dan bangkit lagi mencapai tujuan kita. Sama seperti waktu gw berada di kaki gunung, sekeliling gw sangat gelap, dan ketika gw melihat keatas rasanya puncak gunung itu jauh sekali sampai tidak terlihat.
Hal serupa terjadi dalam kehiduapan gw, ledy dan elfita pada waktu itu. Kami merasa down sekali karena tidak lulus SPMB. But hey! Hidup ga sampe disitu aja. Tujuan kami ga hanya sampai di ‘kaki gunung’ saja, kami mau melangkah untuk ‘naik gunung’ dan sampai di puncak gunung!
Apapun masalah di dalam kehidupan kita, tetaplah melangkah. Selalu ada harapan bagi orang yang percaya pada Tuhan. Ingat, rancangan Tuhan adalah rancangan yang terbaik bagi kita, yang pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Jadi di balik semua yang terjadi di dalam kehidupan kita, pasti ada hikmahnya. Be positive, bangkit dan melangkahlah!
STAGE II : MEDAN TEMPUH
Dalam perjalanan gw menuju ke puncak gunung, banyak banget hambatan yang datang menghampiri untuk menghalangi gw sampai ke puncak gunung. Dari mulai kelelahan sampai jatuh berkali-kali hingga terluka karena waktu itu medan tempuhnya lumayan sulit dan hanya disinari oleh sinar rembulan dan beberapa senter saja, jadi penglihatan gw waktu itu agak sedikit kabur! Untungnya gw punya teman-teman yang udah pernah beberapa kali naik gunung dan tau benar bagaimana menyikapi gw yang waktu itu hampir menyerah. Mereka terus menyemangati gw dan bilang kalo gw itu sanggup untuk naik keatas, mereka yang megang tangan gw disaat gw hampir jatuh dan membantu gw untuk mendaki lebih tinggi lagi.
Gw, ledy dan elfita melangkah dengan iman. Waktu itu gw memilih untuk kuliah di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Ledy di Fakultas Arsitektur UNDIP dan Elfita di Kesekretariatan Tarakanita. Kami yakin banget kalo kami pasti bisa sampe ke tujuan kami, ke puncak gunung kami masing-masing. Menjadi orang sukses di bidang kami masing-masing dan menjadi berkat bagi banyak orang. Kami tau prosesnya tidaklah mudah, tapi kami tetap semangat dan berusaha semaksimal mungkin agar tujuan kami tercapai. Memang, seringkali di tengah usaha kami begitu banyak ‘kerikil’ yang sering membuat kami jatuh, tetapi kami bersyukur karena kami saling menguatkan satu sama lain. Tetap memberi semangat dan meyakinkan satu sama lain untuk bangkit kembali dari ‘kejatuhan’ kami dan saling membantu agar setiap kami bisa ‘naik’ lebih tinggi lagi. Tetaplah maju, tetaplah melangkah. Ora et Labora. Berdoa dan Bekerja, mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
STAGE III : PUNCAK GUNUNG
Rasananya benar-benar lega dan senang sekali ketika gw sampai di puncak gunung Sibayak. Waktu itu hari sudah mulai terang dan matahari pun mulai terbit. Pemandangannya Indah sekali dan gw juga bisa melihat pemandangan dibawah, di sekitar kaki gunung yang indah sekali. Jarak pandang yang bisa gw lihat dari atas jauh lebih luas daripada jarak pandang gw waktu gw dibawah. Gw bisa tersenyum dengan apa yang bs gw lihat dari atas dan seketika itu juga rasa lelah gw hilang.
Gw baru aja lulus dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti, masa tempuh studi 3.5 Tahun dengan Predikat Cum Laude. Saat ini gw lagi mempersiapkan rencana liburan gw bulan depan (liburan? Kenapa ga kerja? Well, I’ll write it on my next blog :P). Gw juga lagi memepersiapkan diri gw untuk gw ke Prague July mendatang sebagai salah satu perwakilan Indonesia dalam International Youth Leadership Conference 2011, and also mempersiapkan diri gw untuk melanjutkan S2 tahun depan. (perasaan daritadi mempersiapkan diri mulu ya? :P)
Ledy, saat ini sedang mengerjakan Tugas Akhirnya. Gw sangat bangga karena dia punya ide yang sangat brilian, yaitu membangun penjara untuk extraordinary crime. Gw baru pertama kali mendengar ada orang yang ingin membuat Penjara untuk Tugas Akhirnya. Pas gw nanya apa visi-nya dan kenapa dia lebih memilih membangun penjara, jawabnya kira-kira seperti ini : “gw pengen buat penjara “ekskulsif” dengan design yang bagus dan nyaman. Nantinya penjara ini diperuntukkan untuk terpidana yang berpendidikan paling tidak S1-S3. Kan banyak banget tuh, contohnya para koruptor dan para pejabat negara. Kan sayang banget kalo terpidana yang notabene orang-orang pinter ini tidak diberdayakan kepintarannya. Contohnya bapak Antasari Ashar. Masa tiap hari dia cuma baca buku dan olaharaga doank, padahal kita bisa memanfaatkan kepintarannya untuk keuntungan Negara. Konsep gw adalah nantinya penjara ini akan disebut sebagai “Lembaga Permasyarakatan Riset” dimana nantinya setiap terpidana yang ada di LP ini, ditugaskan untuk suatu riset yang nantinya digunakan untuk keperluan dan negara. Terpidana di penjara lain yang mau pindah ke LP ini juga boleh pindah ke LP ini (karena nantinya LP ini akan sedikit lebih nyaman daripada penjara lainnya) dengan satu syarat mereka harus kasi proposal mengenai riset yang mereka lakukan, yang nantinya akan diseleksi oleh petugas LP. Intinya, dari yang tadinya terpidana tersebut merugikan negara dapat kita ‘olah’ untuk menguntungkan negara. Kalau design komersil seperti hotel, mall dan tempat hiburan lainnya gw udah pernah buat in. Malah kmrn gambar gw masuk 10 besar lomba gambar Agung Sedayung Group”
Minggu lalu ledy datang ke Jakarta untuk mencari data-data yang dia perlukan and guess what? She got it! Bahkan dia dapat lahan langsung untuk pembangunan Lembaga Permasyarakatan Riset yang menjadi Tugas Akhirnya. Lahan tersebut diberikan oleh pihak Departemen Hukum dan HAM. Praise The Lord!
Last but not least, Elfita! Saat ini elfita sedang bekerja di US Aid sambil melanjutkan S1 nya di Perbanas. So proud of her! J Sebelumnya Ia sudah bekerja di beberapa perusahaan asing. Salah satunya SHARP and she did great. Dia pindah kerja ke US Aid karena waktu kerjanya lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengn jadwal kuliahnya.
------------------------------------------------------------------------------
Bisa dibilang saat ini kami sudah berada di “puncak gunung” bagian pertama kami. Saat ini kami sedang berada di puncak gunung sibayak, dan kami sedang siap bergegas untuk melanjutkan perjalanan ‘naik gunung’ kami berikutnya sampai kami berada di puncak gunung tertinggi kami. puncak gunung “mount everest kami”.
*Note :
Ketahuilah bahwa setiap proses yang kita alami dalam mencapai kesuksesan pasti membuahkan hasil yang baik. Mungkin kalo dulu gw ga berada di titik terendah dalam hidup gw, gw akan bersikap santai dan biasa-biasa aja dalam menghadapi hidup, gw akan menjadi “average people” dan tidak terpacu untuk maju. Akan tetapi, dengan semua proses yang gw lalui tadi gw akan menjadi pribadi yang tahan uji dan berdaya juang yang tinggi. Gw bener-bener ditempa untuk menjadi orang yang kuat, semangat dan berpengharapan dalam menjalani kehidupan. Ketika gw sampai di puncak gunung, gw baru menyadari bahwa jalan-jalan yang harus gw tempuh tadi sangat bermanfaat untuk membentuk gw menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat lagi dari pribadi gw yang sebelumnya. Mungkin kalau gw ga pernah mencoba untuk ‘naik gunung’ gw ga akan pernah sampai berada di posisi gw saat ini.
Soooo, ayo “naik gunung”! Pemandangan yang kita lihat akan jauh lebih indah dan lebih luas ketika kita MELIHAT DARI ATAS! :)
“I can accept failure, everyone fails at something. But I can’t accept not trying” – Michael Jordan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar